Masyarakat Kabupaten bekasi yang mayoritas agamis dan memegang teguh tradisinya saat ini sedang di uji oleh perkembangan zaman, tradisi masyarakat yang bersifat dinamis bisa tergerus oleh pola pikir dan perilaku yang mengadopsi budaya barat. Yang bisa menjawab hal tersebut tentu adalah masyarakatnya sendiri dengan mengatakan tidak pada sesuatu hal yang mampu merusak tatanan dan nilai nilai Ke-Bekasi-an.
Norma-norma yang berlaku dimasyarakat saat ini banyak terkikis oleh sebab kekaguman kita akan kehebatan masyarakat barat yang tampil dengan modernisasinya. Hal ini berdampak pada pola pikir dan sikap masyarakat kususnya generasi muda menjadi salah tafsir atas keterbukaan budaya barat. Ide akan kebebasan (liberal) dan hak asasi manusia (human right) menjadi sebuah alasan untuk tidak mematuhi nilai-nilai di masyarakat.
Salah satu yang paling besar mempengaruhi sikap a-sosial dalam hal perilaku ialah sosok publik figure, baik artis atupun pemimpin khususnya pejabat negara maupun pejabat daerah. Media menggembar-gemborkan kelakuan mereka, sehingga masyarakat akan meniru perilaku mereka. Pastinya kita akan mencontoh apabila itu suatu hal yang baik, namun jika hal yang buruk dicontohkan, pasti kita tidak akan diam saja.

Pengamat psikologi, Ayu Hajar Qurbaini S.psi mengatakan, publik figure dalam hal ini selebritis dan pejabat negara menjadi etalase atau contoh bagi masyarakatnya.
“Banyak pemuda yang memaksakan hidupnya bergaya kebarat-baratan ala seleb, dan hilangnya moral kebangsaan. Ditambah pelaku pendidikan yang menjadikan pemuda dalam hal ini pelajar dan mahasiswa mesin pencetak uang demi mengikuti zaman, bukan bagaimana mendidik mereka supaya mempertahankan budaya dan tidak mengikuti gaya hidup import yang sering mereka konsumsi di media-media”. Tutur wanita yang kerap disapa Ayu.

Hal senada juga dikatan Setyawati S.Pd seorang guru sekolah dasar, bila kita mengamati relalita yang terjadi saat ini, banyak sekali generasi muda yang mengalami demoralisasi (degradasi moral), dimana mereka melakukan pesta minuman keras, pergaulan bebas, ugal-ugalan di jalan sehingga merenggut korban nyawa, mereka terhanyut dalam romantika modernisasi yang mengakibatkan terjadinya kegoncangan budaya dan disfungsionalitas generasi.
“Hal tersebut bukanlah contoh yang baik bagi generasi muda Bekasi ke depan, yang telah sama-sama kita ketahui, ada salah satu selebriti nasional mencalonkan diri memimpin bekasi, sungguh kami tidak rela dipimpin oleh orang yang gagal. Suami itu adalah imam yang memberi contoh yang baik dan benar, bagaimana mau memimpin bekasi jika keluarga dan anak anaknya tidak mampu dijaga? Kabupaten Bekasi pasti jauh dari harapan untuk lebih menarik dan bersinar”. Papar Setyawati.
(Sumber: http://www.beritateratas.com/2016/04/ini-dia-5-gaya-hidup-anak-ahmad-dhani.html)